DENPASAR, KOMPAS.com - Kebakaran hutan Gunung Agung,
Karangasem, Bali, Sabtu (1/9/2012) pagi, terus meluas. Dilaporkan
luasan titik api mencapai 400 hektar di Desa Ban, Kecamatan Kubu dan
Kedampal, Kecamatan Abang, Karangasem.
Kepala Pelaksana Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karangasem, Nyoman
Sutirtayasa, yang dihubungi Sabtu mengatakan, untuk memadamkan api,
sekitar 100 personel tim SAR gabungan turun ke lokasi memadamkan api
sejak Sabtu pagi dengan membawa sejumlah peralatan.
Tim gabungan
tersebut terdiri atas personel dari BPBD Provinsi Bali, BPBD
Karangasem, BPBD Kabupaten Badung, ’Emergency Service Response (ESR)’
Karangasem, Petugas Kehutanan Gunung Agung, Badan Search and Rescue (Basarnas) Denpasar, serta aparat TNI
dan Polri. Tim gabungan juga dibantu aparat dari kecamatan dan warga
setempat."Proses pemadaman menggunakan cara manual denga
mengibaskan lap basah ke api dan memangkas tanaman yang terbakar karena
mobil pemadam enggak bisa naik karena medan terjal," ujar dia.
Menurut
dia, petugas gabungan itu sebelumnya disiagakan di Pos ESR di Kota
Amlapura Karangasem dan baru bisa meluncur menuju lokasi terdekat dari
titik api yakni di Dusun Batu Dawa Kaja, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu,
Sabtu pagi.
Dia mengungkapkan, salah satu dari puluhan titik api
itu berjarak sekitar tiga kilometer dari pemukiman warga yakni kawasan
Dusun Batu Dawa Kaja. Situasi terakhir di sekitar lereng timur gunung
tertinggi di Pulau Dewata itu, lanjut Sutirtayasa, masih terlihat asap
mengepul dari beberapa titik dari puncak gunung yang mengarah ke wilayah
Desa Pidpid, Kecamatan Abang menurun ke Desa Batu Dawa Kaja, Desa
Tulamben, Kecamatan Kubu.
"Mungkin karena ada sinar matahari, jadi
api tidak begitu terlihat hanya asap saja, kalau malam mungkin bisa
terlihat dengan jelas," ujar Sutirtayasa.
Seperti diberitakan,
kobaran api cukup besar tampak dari kejauhan di kawasan hutan Gunung
Agung di Karangasem, Bali, sejak Jumat (31/08/2012). Kebakaran yang
telah terjadi sejak tiga hari terakhir ini diduga akibat suhu udara yang
meningkat disertai tiupan angin semakin kencang.